Jumat, 09 Maret 2012

STRUKTUR BATIN PUISI “Impen Sarwa Bisu” Karya : Ki Gede Maymintaraga


Impen Sarwa Bisu

Ki Gede Maymintaraga

Sliramu
mau bengi teka ing impenku
tanpa gunem tanpa esem
lungguh ing ngisor wit pelem
aku amung bisa nyawang saka kadohan
uga tanpa gunem tanpa esem

ana rasa rinujit ninggalake tatu
apa kapangku kudu tak bungkem
ana saktengahing petenging wengi
impen sarwa bisu
nggoda kapangku sing wis tak pendem jero

impen tanpa gunem tanpa esem


 Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut.

(1)    Tema/makna (sense)
Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
Tema Puisi Impen Sarwa Bisu adalah rasa rindu yang mendalam.


(2)    Rasa (feeling)
yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.

Feeling dari puisi Impen Sarwa Bisu adalah perasaan sedih karena menahan rindu atau kangen yang mendalam kepada seseorang, hingga yang dirindukan hadir dalam mimpi namun hanya diam tanpa mengucap sepatah kata pun dan tanpa satupun senyuman yang bisa mengobati rasa rindu.


(3)    Nada (tone)
yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

Dalam puisi Impen Sarwa Bisu, penyair menyampaikan tema dengan nada sedih, kecewa dan mengharukan. 

(4)    Amanat/tujuan/maksud (itention)
Setiap puisi mengandung suatu amanat tertentu yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca puisi tersebut.

Dalam puisi Impen Sarwa Bisu, amanat yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca adalah :
a.       Jangan memendam perasaan rindu, katakan kepada orang yang dirindukan bahwa kita merindukan dia.
b.      Puisi tersebut memberitahukan kepada kita bahwa komunikasi adalah sesuatu yang penting, tanpa ada komunikasi kita tidak akan tahu apa yang ingin disampaikan oranglain kepada kita, begitu pula sebaliknya.
c.       Jika kita terlalu merindukan seseorang dan kita selalu memikirkannya bisa saja dia hadir dalam mimpi kita, dan mungkin juga lewat mimpi itu dapat mengobati rindu kita terhadapnya, namun bisa juga sebaliknya lewat mimpi itu kita justru semakin merindukannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar