Impen Sarwa Bisu
Ki Gede Maymintaraga
Sliramu
mau bengi teka ing impenku
tanpa gunem tanpa esem
lungguh ing ngisor wit pelem
aku amung bisa nyawang saka kadohan
uga tanpa gunem tanpa esem
ana rasa rinujit ninggalake tatu
apa kapangku kudu tak bungkem
ana saktengahing petenging wengi
impen sarwa bisu
nggoda kapangku sing wis tak pendem jero
impen tanpa gunem tanpa esem
(1)
Tema/makna (sense)
Media puisi
adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi
harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
Tema Puisi Impen Sarwa Bisu adalah rasa rindu yang mendalam.
(2)
Rasa (feeling)
yaitu sikap
penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan
tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi
penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas
sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis,
dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi
suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima,
gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada
wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar
belakang sosiologis dan psikologisnya.
Feeling dari puisi Impen Sarwa Bisu
adalah perasaan sedih karena menahan rindu atau kangen yang mendalam kepada
seseorang, hingga yang dirindukan hadir dalam mimpi namun hanya diam tanpa
mengucap sepatah kata pun dan tanpa satupun senyuman yang bisa mengobati rasa
rindu.
(3)
Nada (tone)
yaitu sikap
penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.
Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama
dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada
pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
Dalam puisi Impen Sarwa Bisu,
penyair menyampaikan tema dengan nada sedih, kecewa dan mengharukan.
(4)
Amanat/tujuan/maksud
(itention)
Setiap puisi mengandung suatu amanat
tertentu yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca puisi tersebut.
Dalam puisi Impen Sarwa Bisu, amanat
yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca adalah :
a.
Jangan
memendam perasaan rindu, katakan kepada orang yang dirindukan bahwa kita
merindukan dia.
b.
Puisi
tersebut memberitahukan kepada kita bahwa komunikasi adalah sesuatu yang
penting, tanpa ada komunikasi kita tidak akan tahu apa yang ingin disampaikan
oranglain kepada kita, begitu pula sebaliknya.
c.
Jika
kita terlalu merindukan seseorang dan kita selalu memikirkannya bisa saja dia
hadir dalam mimpi kita, dan mungkin juga lewat mimpi itu dapat mengobati rindu
kita terhadapnya, namun bisa juga sebaliknya lewat mimpi itu kita justru
semakin merindukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar