Weny
: Potret Kehidupan yang Suram
Oleh
:
Wulan
Esti Nurani
Dalam
setiap karya sastra mempunyai cara penyampaian amanat yang berbeda-beda ada
yang tersurat dan ada juga yang disampaikan secara tersirat. Begitu juga dengan
pengenalan watak tokoh-tokoh dalam ceritanya dapat disampaikan secara langsung
maupun secara tidak langsung, contohnya dengan cara menyampaikan watak tokoh
utama yang diceritakan melalui tokoh yang lainnya. Seperti cerpen yang berjudul
“Weny” dimana judul tersebut adalah nama dari tokoh sentral dalam karya sastra
ini. Dan biasaya jika sebuah karya sastra berjudul sebuah nama seseorang maka
nama itulah nantinya yang menjadi tokoh utama. Weny adalah seorang gadis yang
mempunyai ayah tiri yang sangat jahat kepadanya. Karena hidup dalam keluarga
yang broken home membuat Weny tumbuh
menjadi gadis yang nakal dan liar. Weny sangat akrab dengan kehidupan malam
seperti mabok-mabokan di diskotik, yang demikian dianggap tidak baik dalam
norma kehidupan bermasyarakat, seorang wanita jika sering keluar malam maka dia
dianggap wanita nakal.
Sedangkan
tokoh kedua adalah seorang wanita bernama Herita. Diceritakan Weny dan Herita
adalah teman dua wanita yang baru saja kenal, namun dengan sifat Weny yang
sangat supel dan mudah bergaul maka mereka berdua langsung akrab dan Weny pun
bercerita banyak kepada Herita tentang perjalanan hidupnya. Disuatu malam saat
Weny dan Herita berada disebuah diskotik, Weny banyak minum minuman keras yang
membuatnya mabuk dan berbicara dengan keadaan setengah sadar. Pada saat itulah
Herita bertanya kepada Weny mengapa ia memilih jalan hidup seperti ini “wanita nakal”.
Kemudian
berceritalah Weny dengan gamblangnya,
bahwa ia menjadi seperti itu karena tekanan hidup yang dirasanya sangat berat,
ia hidup dan tinggal bersama dengan ayah tirinya yang jahat sejak dari kelas 2
SMP sampai kelas 1 SMA lalu putus sekolah karena tidak kuat dengan
perlakuanayah tirinya yang suka main kasar kepadanya, bahkan Weny pernah
beberapa kali berniat dan mencoba untuk membunuh ayah tirinya itu, namun ia
kemudian berfikir lagi bagaimana kalau rencananya itu gagal maka bukan tidak
mungkin dia sendiri yang akan celaka. Mengingat perawakan ayah Tiri Weny yang
tinggi besar dengan wajah garang, sedangkan Weny hanya gadis lemah yang
badannya kalah besar dengan ayah tirinya itu. Weny pun sempat berfikir untuk
melarikan diri dari rumah itu namun dia tidak mempunyai daya apapun karena
rumah ayah tirinya itu besar dengan pagar dan tembok yang tinggi menjulang
serta banyak penjaga di sekeliling rumah. Namun pada suatu kesempatan Weny
dapat keluar dari rumah tersebut dan akhirnya jadi seperti itulan Weny, menjadi
wanita nakal, Herita pun bertanya sudah berapa pria yang diajaknya kencan,
dengan santainya Weny menjawab bahwa sudah tak terhitung lagi berapa pria yang
pernah tidur dengannya.
Weny
menjelaskan mengapa ia seperti itu kepada para pria, saat bersama pria-pria
yang kencan dengannya pada saat itulah ia teringat kepada ayah tirinya yang
jahat. Untuk itu Weny seolah menilai bahwa semua pria sama bejatnya dengan ayah
tirinya, maka Weny hanya memanfaatkan pria-pria itu dengan mengencaninya dan
merampas harta mereka. Pada awalnya Weny diajak oleh seorang om-om untuk pergi ke Jakarta kemudian ke
Medan, ke Bontang pada akhirnya sampai di Sala. Weny bercerita panjang lebar
kemudian Herita merasa prihatin dengan kehidupan Weny, ia merasa bersyukur
karena mempunyai nasib tak seburuk yang dialami oleh Weny. Ia menjalani
kehidupan yang normal dan biasa-biasa saja mulai sekolah, lulus, kuliah, ikut
tes pegawai, keterima dan kemudian bertemu Mas Irawan yang menjadi pendamping
hidupnya sekarang.
Disela-sela
cerita Herita, Weny menjelaskan bahwa ia walaupun kehidupannya tak semulus
Herita namun ia tetap bersyukur kepada Tuhan karena ayah tirinya yang seperti
iblis itu sekarang berada di Semarang dan Weny mendengar bahwa usahanya
bangkrut dan sekarang menjadi mlarat, sedangkan
ibu kandungnya sekarang tinggal di Madiun bersama neneknya. Sedangkan Weny juga
sukses sebagai bos perusahaan konveksi namun sisi suramnya ia juga merupakan sindikat
peredaran narkoba mempunyai banyak anak buah. Herita merasa heran bagaimana
bisa Weny mnjadi seperti itu, walaupun mereka baru kenal sekitar 3 bulanan
namun Weny sudah menganggap Herita sebagai kawan lama yang ia percayai untuk
menceritakan hidupnya, Herita pun kemudian semakin mengorek informasi lagi mengenai asal usul Weny. Ternyata Weny
mempunyai nama asli Suwarni yang lahir di Madiun, besar di Semarang tidak tamat
SMA namun bisa hidup sukses seperti sekarang. Itulah yang membuat banyak orang
terheran-heran dan merasa curiga kepada Weny. Disisi lain dari kesuraman
hidupnya Weny mempunyai jiwa sosial yang tinggi, tidak sedikit dan tidak jarang
pula ia member bantuan kepada LSM-LSM yang bersangkutan dengan pemberdayaan
masyarakat, menyumbang di panti asuhan, mengadakan seminar tentang wanita,
pembangkitan ekonomi pedesaan. Semua itu membuat Weny menjadi tersohor seperti
selebritis pemberitaan mengenai kegiatan Weny itu sering masuk koran.
Dari
kedekatan Weny dan Herita itu kemudian Herita mengetahui bahwa Weny adalah
bandar shabu-shabu yang jaringannya sudah nasional, hal itu Herita tahu dari
cerita Weny sendiri bahkan Weny mewanti-wanti
Herita supaya ia tutup mulut karena jika herita sampai bercerita kepada
orang-orang maka Weny sudah pasti akan diringkus oleh polisi dan hidupnya akan
lebih suram lagi. Ditengah-tengah perbincangannya itu datanglah tiga orang pria
yang menghampiri Weny, pria itu bertanya siapa dia? Dengan menunjuk Herita.
Weny menjawab dia adalah temanku, tidak apa-apa aman kok. Lalu Weny
mengeluarkan beberapa bungkus serbuk putih yang tidak lain tidak bukan adalah shabu-shabu. Melihat hal itu Herita
memanggil keempat temannya yang duduk dikursi sejak tadi mengamati Weny dan
Herita. Dengan cekatan Herita dan keempat temannya itu menangkap basah Weny dan
kedua yang sedang bertransaksi shabu-shabu.
Ternyata Herita adalah adalah polisi, AKP Herita Pratiwi, reserse Polresta.
******
Dari
cerita diatas terdapat amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca yaitu hendaknya kita tidak mudah percaya pada orang yang baru kita
kenal, dicerminkan dari Weny yang sangat percaya kepada Herita yang ternyata ia
adalah polisi yang kemudian meringkusnya. Amanat yang lain adalah hendaknya
kita tidak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan, seperti Weny
yang tidur dengan banyak pria untuk menguras hartanya, dengan menjadi bandar
shabu-shabu dan menjadi sindikat pengedarannya tingkat nasional. Dalam membaca
karya sastra ini hendaknya kita dapat merasakan apa yang dirasakan tokoh didalamnya,
mengetahui kehidupan suram tokoh Weny pembaca merasakan keprihatinan dan seakan
ikut merasakan penderitaan Weny, namun disisi lain tokoh Weny juga mengajarkan
hal yang tidak baik, seperti kebiasaannya keluar malam, menikmati gemerlap
kehidupan malam, menjadi “pelacur”, bahkan menjadi sindikat pengedar narkoba.
Sungguh yang demikian tidak patut dicontoh.
Sedangkan
dari tokoh yang bernama Herita kita dapat mengetahui bahwa dia ternyata adalah
seorang polisi yang menyamar menjadi wanita biasa yang berusaha mengakrabi Weny
dan mengorek informasi dari Weny, sebenarnya hal inipun juga kurang baik,
mendekati seseorang dengan niatan tertentu unutk mencelakakannya. Namun dalam
cerita ini hal tersebut dapat diterima karena Herita adalah seorang polisi yang
memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya untuk memberantas kejahatan,
untuk itulah ia memakai cara penyamaran tersebut agar mendapat informasi yang valid, serta dapat menangkap basah saat
pelaku kejahatan tersebut menjalankan aksinya, dalam hal ini Weny lah yang
dimaksud, saat ia bertransaksi sabu-sabu, saat itulah merupakan saat yang tepat
bagi Herita untuk menangkap Weny agar dia mempertanggung-jawabkan semua
kejahatan yang dilakukannya di meja hijau.
Dari
amanat dan pelajaran yang didapat dari membaca karya sastra tersebut maka karya
sastra tidak hanya sebagai hiburan namun juga sebagai sarana pembelajaran. Dan
pada akhirnya kita sendiri pula yang harus dapat memilah serta memilih mana
yang baik dan mana yang buruk yang dapat kita ambil sebagai contoh dan
pelajaran dalam menjalani kehidupan. Dan tergantung pula bagaimana cara kita
memahami dan menyikapi sebuah karya sastra, sebab setiap karya sastra unik
seperti manusia yang mempunyai keunikan masing-masing.
Cerpen
(Cerkak) berjudul Weny
Karya
: Wasi Jaladara
Sumber : Majalah GENTA no.145
Edisi 20 April-04 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar