Jumat, 09 Maret 2012

Apresiasi Sastra "Cerpen berjudul Weny"


Weny : Potret Kehidupan yang Suram
Oleh :
Wulan Esti Nurani

Dalam setiap karya sastra mempunyai cara penyampaian amanat yang berbeda-beda ada yang tersurat dan ada juga yang disampaikan secara tersirat. Begitu juga dengan pengenalan watak tokoh-tokoh dalam ceritanya dapat disampaikan secara langsung maupun secara tidak langsung, contohnya dengan cara menyampaikan watak tokoh utama yang diceritakan melalui tokoh yang lainnya. Seperti cerpen yang berjudul “Weny” dimana judul tersebut adalah nama dari tokoh sentral dalam karya sastra ini. Dan biasaya jika sebuah karya sastra berjudul sebuah nama seseorang maka nama itulah nantinya yang menjadi tokoh utama. Weny adalah seorang gadis yang mempunyai ayah tiri yang sangat jahat kepadanya. Karena hidup dalam keluarga yang broken home membuat Weny tumbuh menjadi gadis yang nakal dan liar. Weny sangat akrab dengan kehidupan malam seperti mabok-mabokan di diskotik, yang demikian dianggap tidak baik dalam norma kehidupan bermasyarakat, seorang wanita jika sering keluar malam maka dia dianggap wanita nakal.
Sedangkan tokoh kedua adalah seorang wanita bernama Herita. Diceritakan Weny dan Herita adalah teman dua wanita yang baru saja kenal, namun dengan sifat Weny yang sangat supel dan mudah bergaul maka mereka berdua langsung akrab dan Weny pun bercerita banyak kepada Herita tentang perjalanan hidupnya. Disuatu malam saat Weny dan Herita berada disebuah diskotik, Weny banyak minum minuman keras yang membuatnya mabuk dan berbicara dengan keadaan setengah sadar. Pada saat itulah Herita bertanya kepada Weny mengapa ia memilih jalan hidup seperti ini “wanita nakal”.
Kemudian berceritalah Weny dengan gamblangnya, bahwa ia menjadi seperti itu karena tekanan hidup yang dirasanya sangat berat, ia hidup dan tinggal bersama dengan ayah tirinya yang jahat sejak dari kelas 2 SMP sampai kelas 1 SMA lalu putus sekolah karena tidak kuat dengan perlakuanayah tirinya yang suka main kasar kepadanya, bahkan Weny pernah beberapa kali berniat dan mencoba untuk membunuh ayah tirinya itu, namun ia kemudian berfikir lagi bagaimana kalau rencananya itu gagal maka bukan tidak mungkin dia sendiri yang akan celaka. Mengingat perawakan ayah Tiri Weny yang tinggi besar dengan wajah garang, sedangkan Weny hanya gadis lemah yang badannya kalah besar dengan ayah tirinya itu. Weny pun sempat berfikir untuk melarikan diri dari rumah itu namun dia tidak mempunyai daya apapun karena rumah ayah tirinya itu besar dengan pagar dan tembok yang tinggi menjulang serta banyak penjaga di sekeliling rumah. Namun pada suatu kesempatan Weny dapat keluar dari rumah tersebut dan akhirnya jadi seperti itulan Weny, menjadi wanita nakal, Herita pun bertanya sudah berapa pria yang diajaknya kencan, dengan santainya Weny menjawab bahwa sudah tak terhitung lagi berapa pria yang pernah tidur dengannya.
Weny menjelaskan mengapa ia seperti itu kepada para pria, saat bersama pria-pria yang kencan dengannya pada saat itulah ia teringat kepada ayah tirinya yang jahat. Untuk itu Weny seolah menilai bahwa semua pria sama bejatnya dengan ayah tirinya, maka Weny hanya memanfaatkan pria-pria itu dengan mengencaninya dan merampas harta mereka. Pada awalnya Weny diajak oleh seorang om-om untuk pergi ke Jakarta kemudian ke Medan, ke Bontang pada akhirnya sampai di Sala. Weny bercerita panjang lebar kemudian Herita merasa prihatin dengan kehidupan Weny, ia merasa bersyukur karena mempunyai nasib tak seburuk yang dialami oleh Weny. Ia menjalani kehidupan yang normal dan biasa-biasa saja mulai sekolah, lulus, kuliah, ikut tes pegawai, keterima dan kemudian bertemu Mas Irawan yang menjadi pendamping hidupnya sekarang.
Disela-sela cerita Herita, Weny menjelaskan bahwa ia walaupun kehidupannya tak semulus Herita namun ia tetap bersyukur kepada Tuhan karena ayah tirinya yang seperti iblis itu sekarang berada di Semarang dan Weny mendengar bahwa usahanya bangkrut dan sekarang menjadi mlarat, sedangkan ibu kandungnya sekarang tinggal di Madiun bersama neneknya. Sedangkan Weny juga sukses sebagai bos perusahaan konveksi namun sisi suramnya ia juga merupakan sindikat peredaran narkoba mempunyai banyak anak buah. Herita merasa heran bagaimana bisa Weny mnjadi seperti itu, walaupun mereka baru kenal sekitar 3 bulanan namun Weny sudah menganggap Herita sebagai kawan lama yang ia percayai untuk menceritakan hidupnya, Herita pun kemudian semakin mengorek informasi lagi mengenai asal usul Weny. Ternyata Weny mempunyai nama asli Suwarni yang lahir di Madiun, besar di Semarang tidak tamat SMA namun bisa hidup sukses seperti sekarang. Itulah yang membuat banyak orang terheran-heran dan merasa curiga kepada Weny. Disisi lain dari kesuraman hidupnya Weny mempunyai jiwa sosial yang tinggi, tidak sedikit dan tidak jarang pula ia member bantuan kepada LSM-LSM yang bersangkutan dengan pemberdayaan masyarakat, menyumbang di panti asuhan, mengadakan seminar tentang wanita, pembangkitan ekonomi pedesaan. Semua itu membuat Weny menjadi tersohor seperti selebritis pemberitaan mengenai kegiatan Weny itu sering masuk koran.
Dari kedekatan Weny dan Herita itu kemudian Herita mengetahui bahwa Weny adalah bandar shabu-shabu yang jaringannya sudah nasional, hal itu Herita tahu dari cerita Weny sendiri bahkan Weny mewanti-wanti Herita supaya ia tutup mulut karena jika herita sampai bercerita kepada orang-orang maka Weny sudah pasti akan diringkus oleh polisi dan hidupnya akan lebih suram lagi. Ditengah-tengah perbincangannya itu datanglah tiga orang pria yang menghampiri Weny, pria itu bertanya siapa dia? Dengan menunjuk Herita. Weny menjawab dia adalah temanku, tidak apa-apa aman kok. Lalu Weny mengeluarkan beberapa bungkus serbuk putih yang tidak lain tidak bukan adalah shabu-shabu. Melihat hal itu Herita memanggil keempat temannya yang duduk dikursi sejak tadi mengamati Weny dan Herita. Dengan cekatan Herita dan keempat temannya itu menangkap basah Weny dan kedua yang sedang bertransaksi shabu-shabu. Ternyata Herita adalah adalah polisi, AKP Herita Pratiwi, reserse Polresta.
******
Dari cerita diatas terdapat amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca yaitu hendaknya kita tidak mudah percaya pada orang yang baru kita kenal, dicerminkan dari Weny yang sangat percaya kepada Herita yang ternyata ia adalah polisi yang kemudian meringkusnya. Amanat yang lain adalah hendaknya kita tidak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan, seperti Weny yang tidur dengan banyak pria untuk menguras hartanya, dengan menjadi bandar shabu-shabu dan menjadi sindikat pengedarannya tingkat nasional. Dalam membaca karya sastra ini hendaknya kita dapat merasakan apa yang dirasakan tokoh didalamnya, mengetahui kehidupan suram tokoh Weny pembaca merasakan keprihatinan dan seakan ikut merasakan penderitaan Weny, namun disisi lain tokoh Weny juga mengajarkan hal yang tidak baik, seperti kebiasaannya keluar malam, menikmati gemerlap kehidupan malam, menjadi “pelacur”, bahkan menjadi sindikat pengedar narkoba. Sungguh yang demikian tidak patut dicontoh.
Sedangkan dari tokoh yang bernama Herita kita dapat mengetahui bahwa dia ternyata adalah seorang polisi yang menyamar menjadi wanita biasa yang berusaha mengakrabi Weny dan mengorek informasi dari Weny, sebenarnya hal inipun juga kurang baik, mendekati seseorang dengan niatan tertentu unutk mencelakakannya. Namun dalam cerita ini hal tersebut dapat diterima karena Herita adalah seorang polisi yang memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya untuk memberantas kejahatan, untuk itulah ia memakai cara penyamaran tersebut agar mendapat informasi yang valid, serta dapat menangkap basah saat pelaku kejahatan tersebut menjalankan aksinya, dalam hal ini Weny lah yang dimaksud, saat ia bertransaksi sabu-sabu, saat itulah merupakan saat yang tepat bagi Herita untuk menangkap Weny agar dia mempertanggung-jawabkan semua kejahatan yang dilakukannya di meja hijau.
Dari amanat dan pelajaran yang didapat dari membaca karya sastra tersebut maka karya sastra tidak hanya sebagai hiburan namun juga sebagai sarana pembelajaran. Dan pada akhirnya kita sendiri pula yang harus dapat memilah serta memilih mana yang baik dan mana yang buruk yang dapat kita ambil sebagai contoh dan pelajaran dalam menjalani kehidupan. Dan tergantung pula bagaimana cara kita memahami dan menyikapi sebuah karya sastra, sebab setiap karya sastra unik seperti manusia yang mempunyai keunikan masing-masing.

Cerpen (Cerkak) berjudul Weny
Karya           : Wasi Jaladara
Sumber       : Majalah GENTA no.145
  Edisi 20 April-04 Mei 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar